Kamis 23 May 2024 jam 04.00
Semenjak berhenti bermain
tennis lapangan akhir tahun 2016/awal tahun 2017 ,berselang beberapa waktu
kemudian sering mengalami gangguan .Otot di Pundak sempat kaku ,pinggang
mendadak nggak nyaman, tidak bisa duduk bersila hingga lambung bermasalah,
konon asam lambung jadi aktif.
Coba olahraga
pengganti.Sayapun rutin setiap pagi hari melakukan warming up /pemanasan dengan melakukan senam seperti jaman sekolah
SD-SMP menggerakkan dari Kepala,leher,Pundak,pinggul,Lutut,engkel Kaki +/-
20-30 menit.Istirahat sejenak sambung streching,senam
dilantai/matras dan Latihan beban ringan.Semua dilakukan sebagai pengganti
olahraga tennis yang saya stop sejak tahun 2017.
Seminggu
2 x ,jalan kaki PP +/-2 km biasanya sekalian beli keperluan ke Indomaret
terdekat,atau ke swalayan terdekat (PP 4 km) ,atau sekedar jalan memutari
komplek militer (dari luar,jalan raya yang mengelilingi) PP 3 km.
Pelahan
tapi pasti ,otot dan jasmani mulai bisa beradaptasi,dan memang permasalahan
yang muncul diatas mulai hilang.
Saat
berhenti tennis thn 2017 an saya merasa ada sesuatu yang hilang,ada perasaan “separuh jiwaku
pergi”.
Saya
sangat menyukai tennis ,meski tidak
terlalu paham /peduli cara hitungannya.Buat orang yang paham tennis ,cara main
saya dirasakan seperti tidak lazim(ada campuran bulu tangkis,dll).Maklum model yang
“jalanan”,bukan seperti teman teman yang main tennis dengan Teknik “sekolahan”
(apalagi yang pensiunan Tentara,cara mainnya mumpuni). .Fokus nya hanya
kejar,kembalikan bola harus cermat dan tidak mudah untuk lawan,kalau bola lawan
tanggung saya akan smash keras terarah tempat kosong(biasanya sulit dan lawan jarang
bisa kembalikan),Kalau melawan yang lebih bagus,prinsip saya kalaupun kalah harus lama …syukur-syukur bisa
menang meski tipis.
Meski
cara main/pukul bola saya semrawut,tapi teman2 komunitas tennis sepertinya bisa
menerima ,”welcome” dan enjoy saat bermain bersama.Ini yang membuat konflik
batin, berat hati saat setelah sekian lama, akan memutuskan untuk stop main
tennis.
Berjalannya
waktu ,ternyata ,Jalan kaki dan aktifitas warming up,streching dll secara
rutin, telah berhasil membuat saya menemukan kembali “separuh jiwaku yang
pergi”. Dan saya agak kecanduan untuk jalan kaki jarak "jauh".Sehingga selalu mengagendakan
setidaknya setahun sekali .
Di
tahun 2024,covid sudah berakhir, sebetulnya sudah agendakan Hari Kamis 23 Mei
2024 (libur waisak) untuk jalan kaki dari rumah ke Pasar Gg Baru (jarak 11
km) dan pulangnya melewati Simpang
Lima-Siranda-Sultan Agung-Wahidin/Teuku Umar-Gombel Lama -Setiabudi Kyai
Mojo-Rumah,PP +/- 22 km,seperti biasa startnya maksimum jam 05.00…Namun,sudah
berencana untuk start jam 04.00 ,karena
berhitung agar saat perjalanan pulang yang perjalanan naik/menanjak dan cuaca
yang semakin terik,stamina fisik harus tetap terkontrol ,juga “stamina mental”
harus terjaga.Agar bisa finish/ sampai rumah dengan tetap berjalan kaki.(tidak
menyerah dengan naik ojek/taxi)
Tidak
ada persiapan khusus untuk jalan kaki karena sudah rutin dan sudah
berpengalaman jalan kaki jarak Panjang sebelumnya.Menjelang Hari H ,ujug-ujug muncul sensasi rasa seperti saat jelang akhir
saya bermain tennis.Seperti ada pesan “cukup…cukup…cukup”
yang muncul berulang.Awalnya saya abaikan,tapi semakin dekat dengan hari H
pesan itu (“cukup…cukup…cukup ) semakin sering terngiang-ngiang di
hati….(.aneh juga ,terngiang-ngiang biasanya di kuping)
Berkelebat
kenangan indah berjalan baik pagi,siang maupun sore Saat
Covid ,
(Covid
dinyatakan WHO sebagai Pandemi Global bulan Maret 2020,dan pandemi covid di
Indonesia dinyatakan berakhir 21 Juni 2023)
Karena
ada penurunan aktivitas baik karena PSBB maupun PPKM, mengisi waktu luang awalnya
dengan jalan kaki seputar rumah.Namun kemudian juga
berjalan kaki yang jaraknya agak jauh dari rumah.Antara lain start dari rumah;
Ke
Java mall Peterongan/pasar kambing +/- PP 16,6 km (22 May 2020),
Ke
kota lama PP 36,29 km(22 May 2021),
Ke
Tugu Muda/Lawang sewu PP +/- 20,40 km(21 May 2022),
Ke
Klenteng Sampokong PP +/- 20 km (21 May 2023)
Juara
3 lomba Run and Walk sebuah komunitas selama 14 hari (18-31 Oktober 2021 dengan total 175,55
km…atau Rata2/hari 12,5 km .Antara Lain dari Rumah menempuh PP ke Bukit
sari,Kampus Undip Tembalang,Vihara Watugong,seputar Jl Setiabudi,Jl Ngesrep,Jl
Perintis Kemerdekaan)
Hari-hari
menjelang Hari H perdebatan dari hati ke
hati dalam diri semakin menjadi.Perdebatan hingga pergumulan terus berlangsung
berulang membuat saya merenung. Coba memaknai.Berkilas balik dari pengalaman
saat akan berhenti main tennis,situasinya kok sangat mirip dengan saat ini
.Situasi saat itu sedang semangat2nya,fit2 nya,bahagia2nya,rasa berat hati
untuk stop, persis seperti sekarang .Untuk rencana jalan kaki (jarak Panjang) diataspun
saya dalam kondisi sangat prima.
Mencoba
berdamai ,Akhirnya…. saya putuskan untuk membatalkan rencana dan saya ganti acara Jalan Kaki ke Pasar Gg
Baru PP dengan menantang diri sendiri untuk BERLATIH MERASA CUKUP…CUKUP…CUKUP
Dari
pengalaman saat stop tennis,ternyata untuk menerapkan RASA CUKUP dengan ikhlas
perlu kemauan kuat yang juga menguras stamina.Hanya saja untuk yang ini bukan
stamina fisik maupun mental.Tapi menguras stamina batin.
Dan
hitung-hitung Latihan/exercise,kali ini saya melawan kebimbangan,dengan membulatkan tekad untuk membatalkan ,meski
sangat berat hati.Dengan mengumpulkan inner
power berupa kemauan sebagai stamina batin, coba untuk mengimani bahwa dengan menengok yang sudah dilakukan
hingga saat sekarang, kali ini harus Merasa (sudah) Cukup.
Tetap bangun dini hari ,kemudian jalan kaki
seputar rumah sambil menikmati kicauan burung dan sepinya jalan-jalan di
perumahan.Stop untuk yang jarak Panjang tapi yang jarak pendek tetap seperti
biasa..
Ada
pesan yang tertangkap .YAKIN semesta akan
punya Rencana lebih baik/Terbaik lagi untuk saya .Dan menghendaki Saya Tetap
Prima Pada WaktuNya.
Untuk
yang (dicapai) Saat Ini harus Merasa CUKUP.
Untuk
ANGAN2 dan KeINGINan2 saya, berserah saja.Saat terwujud nanti, bisa dimaknai
sebagai BONUS
Men sana in
corpore sano